Monday, August 7, 2017

Tiga Kali Berganti Kelamin, Wanita Ini Hadapi Perjalanan Hidup yang tak Mudah


Ria Cooper memiliki impian untuk bisa menikah dan punya anak di masa depan.
Namun, hal tersebut bukan lah perjalanan mudah bagi wanita berusia 23 tahun ini.
Bukan hanya karena dia terlahir sebagai seorang pria.

Tapi, Ria kini sudah berganti kelamin 3 kali dalam kurang dari seperempat abad.
Ria sebenarnya terlahir sebagai seorang pria bernama Brad, melansir Mirror.
Ia menjadi orang Inggris termuda yang jadi pasien tukar kelamin yaitu saat usianya 15 tahun.
Para dokter sempat menuai kontroversi karena percaya bahwa Ria adalah seorang gadis dalam tubuh laki-laki.

Ria terlahir sebagai Brad

Akhirnya, ia diberi obat untuk menghentikan pubertasnya.
Ia juga diberi suntikan hormon wanita untuk merubah wajah, bulu dada dan menumbuhkan dadanya.
Namun, Ria mengalami berbagai masalah karena identitas barunya ini.
Takut tak diterima sebagai seorang wanita, Ria akhirnya memutuskan untuk bertransformasi kembali jadi seorang pria gay.Sebelum menjalani operasi kelamin, Ria akhirnya menghentikan perawatannya dan kembali menjadi Brad di usia 18 tahun.

Ria kembali menjadi pria gay

Sayangnya, masalahnya tak berhenti sampai di situ.
5 Tahun setelah itu, Ria kembali semakin yakin bahwa ia tak jadi dirinya yang sebenarnya.
Akhirnya, Ria memutuskan untuk kembali berusaha jadi wanita agar bisa memiliki impian yang ia inginkan.

"Aku selalu tahu bahwa aku adalah wanita, orang lain lah yang bingung, bukan aku.
Aku memakai makeup dan sepatu heels di usia 12, tak diragukan lagi," ungkapnya.
Ria mengaku sangat tertekan oleh pandangan masyarakat.
Padahal, ia hanya ingin menjadi seseorang yang normal.
"Aku baru sadar ini membuat semakin tak bahagia. Sekarang aku akan menjadi diriku sendiri dan aku harap aku akhirnya akan bahagia."

Ria pun memutuskan untuk mengumpulkan biaya operasinya sendiri.
Ria sudah memiliki bentuk payudara yang ia inginkan.
Tahun depan, ia berencana melakukan operasi kelamin.
Dengan perubahannya ini, Ria berharap ia bisa memiliki kisah asmara dan keluarga yang telah ia harapkan sejak lama.Selama ini, Ria mengaku ia dicintai banyak orang.
Tapi, saat teman mereka mengetahui latar belakangnya, Ria dicampakkan.

Ria Cooper

Saat dirinya memutuskan untuk berubah jadi wanita, banyak orang yang menyagka dirinya memiliki gangguan mental.Bahkan, Ria sempat terjerumus ke obat-obatan, prostitusi dan hampir bunuh diri.
Tapi, kini, Ria sudah menemukan jalan hidupnya dan memutuskan untuk jadi wanita.
"Aku ingin punya anakku sendiri.
Aku ingin punya bayi untuk dipeluk dan dirawat hingga besar.
ni tak akan terjadi dalam semalam, tapi aku bisa memimpikannya kan?"

Sunday, August 6, 2017

Ternyata Ini Alasannya, Rizieq Shihab Tak Jadi Pulang Pada 15 Agustus


Pimpinan Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, batal pulang ke Indonesia dari Arab Saudi pada 15 Agustus 2017. Pengacara Rizieq, Sugito Atmo Pawiro mengatakan, alasan kliennya batal pulang karena sedang menyiapkan ibadah haji.
"Jadi kalau misalkan pulang ya setelah ibadah haji. September akhir (pulangnya)," ujar Sugito, saat dihubungi, Sabtu (5/8/2017).

Sugito mengungkapkan, Rizieq sebenarnya ingin menghadiri peringatan ulang tahun ke-19 FPI pada 17 Agustus 2017.
"Sebenarnya dari kader ada keinginan kuat agar Habib (Rizieq) menghadiri (milad FPI), karena habib itu simbol dari FPI. Tapi kan habib dalam persiapan haji," kata Sugito.

Rizieq merupakan tersangka kasus percakapan via WhatsApp berkonten pornografi yang melibatkan Firza Husein.
Sebelumnya, pengacara Rizieq, Kapitra Ampera mengatakan, kliennya diperkirakan akan kembali dari Arab Saudi ke Indonesia pada 15 Agustus 2017. Kapitra memastikan kliennya saat akan menghadapi proses hukum saat kembali ke Indonesia.
"Tentu kalau dia pulang ke Indonesia artinya dia akan menghadapi semua permasalahan dan hal-hal yang berhubungan dengan keadaan yang ada di sini. Kalau dia pulang ke sini terus balik lagi ngapain," kata Kapitra.

Saturday, August 5, 2017

Terkuak Ini Alasannya, Seorang Ibu Simpan Bayinya di freezer Hingga Tewas Membeku


Seorang ibu di Tarakan, Kalimantan Utara, berinisial SA nekat membekukan bayinya di freezer lemari pendingin selama tiga bulan. Si bayi akhirnya tewas.

Belakangan diketahui SA dalam kondisi stres. Yang jadi pemicu, ia tak bisa mengurus administrasi sekolah anaknya yang berusia 2,5 tahun karena tidak punya akte kelahiran.
Ketiadaan akte lantaran pernikahannya bersama DO berstatus siri.
Makanya, SA meminta sang suami mengurus akte kelahiran supaya anaknya bisa menimba ilmu di Pendidikan Anak Usia Dini atau PAUD.

Saat itu, suaminya bilang gampang dan bisa diatur. Namun, ditunggu-tungga akte itu belum juga ada.
"Hal ini membuat SA menangis, padahal waktu itu SA sedang hamil, sehingga ini membuatnya stres," terang Fanny Sumajaow, psikolog di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, sabtu (5/8/2017).
Itu adalah kesimpulan Fany saat melakukan pemeriksaan kejiwaan terhadap SA.
Lantaran stres itulah, lanjut Fanny, SA langsung berpikir bagaimana nanti nasib anak keduanya. Apabila dilahirkan, nasibnya akan sama dengan BC yang tidak memiliki akte kelahiran.
SA pun memiliki keputusan untuk melahirkan seorang diri tanpa dibantu siapapun, termasuk ibunya.

"Dari hasil tes psikotesnya SA ini memiliki kepribadian introvert atau tertutup. Jadi setiap masalah yang dihadapinya tidak pernah mau diceritakan kepada orang, dan dipendam sendiri oleh SA," kata Fanny lagi.
Hal inilah yang justru membuat SA semakin tertekan dan melakukan perbuatan keji ini dengan penuh kesadaran.Seperti diberitakan sebelumnya, SA melahirkan bayinya pada 28 Mei 2017 pukul 06.00 Wita di kamar mandi dengan cara water birth atau melahirkan di dalam air.
Ia mengetahui cara ini dengan melihat video water birth melalui YouTube.
Bermodalkan video di YouTube ia mencoba seorang diri melahirkan tanpa dibantu siapapun.
Saat perutnya mulas hendak melahirkan, ia mengambil baskom bayi milik anak pertamanya berusia 2,5 tahun berinisial BC.

Baskom itu ia isi air, ketika merasakan kesakitan luar biasa, akhirnya ia berusaha melahirkan sendiri.
Menurut Fanny, usai melahirkan dan melihat bayinya tidak bergerak, pikiran SA kalut dan akhirnya SA mengambil plastik hitam dan membungkus bayinya.
Bayi tersebut lalu dimasukkan ke dalam freezer kulkas yang ada di rumahnya.
"Menurutnya kalau dikuburkan takut ketahuan, jadi disimpan di freezer," ujarnya.

Wednesday, August 2, 2017

Rizieq Shihab Pulang?



Benarkah Rizieq Shihab akan pulang setelah lebih dari tiga bulan meninggalkan Tanah Air?
Pertanyaan tersebut dilontarkan para pewarta kepada tim pengacara Pimpinan Front Pembela Islam (FPI).Salah satu pengacara Rizieq, Kapitra Ampera, mengatakan kliennya memiliki niatan baik untuk pulang pada 15 Agustus 2017. Pria yang kerap bersorban itu ingin menghadiri Milad FPI.

Dia dan petinggi FPI akan menjemput Rizieq ke Arab Saudi.
Lalu, akankah Rizieq menjalani proses hukum di Polda Metro Jaya terkait kasus chat berkonten pornografi?Kapitra tidak secara tegas menyatakan Rizieq Shihab akan menyambangi Markas Polda Metro Jaya. Namun Rizieq selalu siap menghadapi proses hukum tersebut, walaupun kepulangannya ini tidak ada kaitannya dengan kasus hukum.

"Dari dulu siap. Cuma masalahnya kan umatnya yang belum siap. Kalau ada sesuatu yang mencederai keadilan tentu umat enggak bisa terima. Tapi jika ada jaminan keadilan itu sakral dan tidak dicampuri kepentingan-kepentingan enggak ada salahnya," Kapitra menjelaskan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Rabu 2 Agustus 2017.
Dia tidak menampik, ada kekhawatiran polisi akan menangkap Rizieq jika ulama itu kembali ke Indonesia. Terlebih, lanjut dia, tidak mudah bagi seseorang untuk membuktikan ketidakbersalahannya.

"Tidak sederhana (pulang untuk membuktikan tidak bersalah). Tiba-tiba orang yang ditahan delapan bulan memutuskan tidak bersalah itu kan siapa yang ngerti. Itu Khaththath ditahan," Kapitra menandaskan.Dia berharap kembalinya Rizieq Shihab ke Indonesia dapat menjadi momentum bagi Kapolda Metro Jaya baru menyelesaikan permasalahan sesuai dengan penegakan keadilan.

"Harapannya hukum ditegakkan berdasarkan hukum. Bukan hukum ditegakkan berdasarkan karena sebuah order, itu aja. Pokoknya orang harus salah, pokoknya orang harus ditangkap, itu kan melanggar undang-undang," ujar Kapitra.
Rizieq Shihab sudah berada di luar negeri sejak akhir April 2017 atau beberapa saat setelah panggilan pertama. Rizieq semula dikabarkan berada di Arab Saudi bersama keluarganya untuk beribadah umrah. Kemudian, dia terbang ke Malaysia dengan alasan menyelesaikan pendidikannya sebelum kembali ke Tanah Suci.

Sejak saat itu pula, Rizieq mangkir dari pemanggilan penyidik Polda Metro Jaya terkait kasus dugaan pornografi. Total, sudah dua kali dia mangkir.

Polda Metro Jaya pernah mengancam bakal menjemput paksa Rizieq Shihab jika tetap mangkir pada panggilan kedua terkait kasus dugaan obrolan seks di aplikasi media sosial. Hal itu dilontarkan oleh Kapolda Metro Jaya yang masih dijabat oleh Irjen Mochamad Iriawan

"Kalau tidak hadir sekali lagi, ya bisa kita jemput paksa," ujar Iriawan di Mapolda Metro Jaya, Rabu 26 April 2017.
Polisi menyatakan akan menjemput paksa Rizieq begitu tiba di Tanah Air. "Nanti kalau pulang sampai Indonesia akan segera kita bawa. Dilakukan penjemputan secara paksa terhadap yang bersangkutan," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di kantornya, Jakarta, Jumat 12 Mei.

Dia menjelaskan, penjemputan paksa itu dilakukan lantaran Rizieq telah dua kali dipanggil penyidik tapi mangkir. Panggilan kedua ini dilayangkan pada Senin 8 Mei 2017.
"Kita layangkan panggilan kedua untuk diperiksa tanggal 10 Mei 2017. Yang bersangkutan tidak hadir," tutur Argo.

Polisi menyatakan panggilan kedua itu hanya dilayangkan kepada Rizieq. Namun polisi tidak menjelaskan secara rinci apa alasan Rizieq tak memenuhi panggilan kedua.
Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditresmkrimsus) Polda Metro Jaya menetapkan Rizieq Shihab sebagai tersangka Senin 29 Mei 2017. Pentolan FPI itu dijerat dalam kasus chat seks yang diduga dilakukan bersama Firza Husein.

Penetapan tersangka dikeluarkan setelah penyidik melakukan serangkaian pemeriksaan terhadap beberapa saksi dan barang bukti dalam gelar perkara pada hari yang sama.
Penetapan tersangka juga karena alat bukti sudah cukup untuk meningkatkan status Rizieq Shihab.
"Alat bukti sudah ditentukan, sehingga layak dinaikkan (jadi tersangka)," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Senin (29/5/2017).
Rizieq dijerat Pasal 4, 6, dan 8 Undang-Undang 44 tahun 2008 tentang Pornografi.
"Pukul 12.00 WIB tadi, hasil gelar perkara kasus pornografi penyidik meningkatkan status HRS dari saksi jadi tersangka," kata Argo di Polda Metro Jaya, Senin.
"Jadi, untuk saksi HRS kita tingkatkan jadi tersangka," Argo menambahkan

Kasus pornografi berupa chat seks yang diduga melibatkan Rizieq Shihab dan Firza Husein ini sempat viral di dunia maya. Polisi pun bertindak cepat dan meningkatkan perkara tersebut ke tahap penyidikan.

Firza sendiri telah diperiksa saat ia ditahan di Mako Brimob, Kelapa Dua atas kasus dugaan pemufakatan makar, tetapi kini telah ditangguhkan. Saat ditahan, polisi menggeledah rumah Firza dan menyita sejumlah barang bukti yang diduga berkaitan kasus pornografi tersebut.
Hingga saat ini, Firza tak mengakui bahwa foto tak senonoh yang beredar bersama chat seks itu adalah dirinya. Begitu pula Rizieq yang menyatakan bahwa kasus chat seks itu adalah fitnah.

Tuesday, August 1, 2017

Gadis Cantik Ini Dijadikan Budak Seks ISIS, Diperkosa Setiap Hari Selama 6 Bulan


ni kisah Ekhlas, remaja Yazidi yang ditawan kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS).
Ia diperkosa setiap hari selama enam bulan, sebelum melarikan diri dan sekarang menjalani terapi di satu lokasi rahasia di Jerman.

Pihak yang merawatnya dan membantunya menjalani terapi di Jerman mengatakan apa yang terjadi terhadap Ekhlas tak ubahnya dengan 'perbudakan seks'.
Ia hidup bahagia dengan keluarganya di Irak utara sampai para petempur ISIS masuk pada Agustus 2014. Ekhlas -yang ketika itu berusia 14 tahun- dan keluarganya berusaha menyelamatkan diri di kawasan Pegunungan Sinjar, namun langkah mereka terhenti oleh sekelompok petempur ISIS.

"Mereka membunuh ayah di depan mata saya. Tangan mereka penuh dengan darah," kata Ekhlas kepada wartawan BBC, Fiona Lamdin, yang menemuinya di Jerman. Setelah membunuh sang ayah, para petempur ISIS memisahkan Eklhas dari ibunya dan menjebloskannya ke penjara.

Di penjara Ekhlas mendengar orang-orang beteriak kelaparan. "Para tawanan tak diberi makan."
"Saya menyaksikan seorang laki-laki yang usianya di atas 40 tahun, mengambil anak perempuan berusia 10 tahun. Anak itu menjerit. Saya tak akan melupakan jeritannya. Ia berteriak 'mama, mama'. Kami semua tercekat, kami tak bisa melakukan apa-apa untuk menolongnya," kata Ekhlas.

Pada suatu hari apa yang terjadi pada anak berusia 10 tahun ini menimpa Ekhlas. Seseorang berbadan besar datang dan memilihnya dari 150 tawanan yang ada.
"Laki-laki ini berambut panjang ... ia seperti binatang," kata Ekhlas. "Badannya bau, saya sangat takut, saya tak kuasa melihat wajahnya."
Kepada BBC ia menceritakan semuanya dengan lancar, tapi masih terlihat dengan jelas bagaimana mukannya memperlihatkan ekspresi muak setiap kali menyinggung laki-laki yang mengambilnya dari penjara.

"Selama enam bulan ia memperkosa saya. Setiap hari. Saya coba untuk bunuh diri," kata Ekhlas.
Gadis Yazidi lain, yang berusia 13 tahun, mengalami nasib serupa. Apa yang ia alami begitu traumatik, sehingga ia tak bisa bicara sampai sekarang. Semua komunikasi dengan tim terapi di Jerman dilakukan dengan gambar. Tim terapi mengatakan diperlukan waktu bertahun-tahun untuk bisa sembuh.

Salah satu anggota tim yang menangani gadis-gadis Yazidi adalah pengacara dan pegiat Amerika Serikat, Jacqueline Isaac. Ia mengatakan terapi sudah menunjukkan kemajuan.
Satu gadis Yazidi lain yang menjalani terapi di Jerman hanya bisa berkomunikasi dengan gambar dan bahasa isyarat.
"Gadis-gadis ini tadinya seperti tak punya harapan. Mereka tak mau berbicara, larut dalam kesedihan dan tak mau menatap wajah orang lain. Kini mereka jauh lebih ceria," kata Isaac.
Ia pula yang menemukan Ekhlas.Ekhlas melarikan diri ketika orang yang menyekapnya keluar rumah untuk bertempur. Ia berhasil mencapai kamp pengungsi di Pegunungan Sinjar dan beberapa hari kemudian bertemu Isaac.

Ia membawa beberapa gadis Yazidi ke Jerman agar mereka bisa menjalani terapi dan memulai kehidupan secara normal. Untuk alasan keamanan, lokasinya tidak diungkap. Mereka terpisah dari keluarga dan tak ada yang tahu apakah keluarga mereka masih hidup atau tidak.

Terapi dilakukan di satu rumah sakit khusus. Mereka menjalani meditasi dan sesekali menyanyikan lagu yang biasa mereka dengar di tanah kelahiran nun jauh di sana di Irak utara. Musik adalah bagian dari terapi.
Pengacara AS dan pegiat kemanusiaan Jacqueline Isaac menemukan Ekhlas di Irak utara setelah Ekhlas melarikan diri.
Ekhlas dan beberapa remaja lain sekarang bersekolah selayaknya remaja lain. Ia juga menerima pelajaran tambahan, bahasa Inggris, yang secara khusus diberikan oleh tim yang dipimpin oleh Jacqueline Isaac.

Ekhlas juga aktif berbicara di berbagai forum internasional, antara lain di parlemen Inggris, untuk mengangkat nasib orang-orang Yazidi. Diperkirakan antara 2.000-4.000 warga Yazidi ada di tahanan ISIS, banyak di antaranya perempuan dan anak-anak.
"Anda mungkin mengira saya tegar seperti batu cadas. Tapi saya sangat rapuh, jiwa saya terluka selamanya, rasanya seperti mengalami 100 kematian," kata Ekhlas.
Tapi setidaknya ia sekarang merasa aman dan memulai kehidupan baru di Jerman. Di sini, di Jerman ini, kelak ia ingin menjadi pengacara.